Sebelumnya, saya akan memberitahu apa
yang mempengaruhi saya dalam menentukan judul atau topik atau tema dari
penulisan blog ini?
*Jawabannya : Dari pengalaman hidup
saya sendiri dan pengalaman dari orang-orang disekitar saya.
Orang tua? Menurut saya, orang tua adalah
Tuhan no 2 setelah Allah SWT. Namun bukan untuk disembah melainkan ditaati
perintah-perintahnya seperti kita yang harus mentaati perintah-perintah Allah
SWT. Orang tua adalah wakil dari Allah SWT didunia, beliau diberikan tanggung
jawab untuk mendidik dan menuntun kehidupannya didunia. Dari mulai Allah yang
meniupkan ruh kedalam rahim sang ibu, kemudian dilahirkan untuk melihat dunia
fatamorgana ini.
Tanggung jawab sebagai orang tua
sangatlah berat, tidak semudah seperti yang dibayangkan yang hanya membesarkan
dan membiayai kehidupannya. Dari mulai keimanan, jasmani, moril/kepribadian,
kecerdasan semua itu adalah tanggung jawab orang tua. Jika orang tua lalai
sedikit saja dalam memberikan pengarahan hidup sehingga anak tersebut
terjerumus, orang tualah yang terlebih dahulu dimintai pertanggung jawabannya
oleh Allah SWT.
Lingkungan memiliki peran penting
dalam membentuk kepribadian anak, khususnya lingkungan keluarga. Kedua orang
tua adalah pemain peran ini. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal
kehidupan bagi setiap manusia. Dikarenakan bahwa pentingnya pengaruh keluarga
dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya,
norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan
pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak
tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya. Dan
tidak lepas dengan etika dan penyampaian sesuatu dari kedua orang tua tersebut.
Orang tua tidak boleh egois dalam memutuskan
kehendaknya, beliau terkadang lupa bahwa ada anak yang juga sangat merasakan dampak
dari keegoisan kedua orang tuanya. Pertengkaran orang tua saja akan berdampak
buruk bagi psikologis anak, sehingga dia akan ikut merasakan bahkan mencontoh apa
yang dilihat dari kedua orang tuanya. Pertengkaran tersebut akan menjadikan
kepribadiaan anak berubah menjadi sifat yang egois, emosional, dan tidak dapat
mengkondisikan segala sesuatunya dengan baik. Terlebih lagi jika anak
mengetahui penyebab dari pertengkaran orang tuanya, hal ini akan menimbulakn
perasaan pilih kasih antara ibu atau ayah yang bersalah sehingga anak tersebut
akan mencap negatif dari salah satu orang tuanya yang akan menimbulkan sifat
pendendam terhadap orang tuanya sendiri *nauzhubillah yah.
Dari pertengkaran orang tua yang
saya alami saja, rasanya saya ingin menghancurkan hidup saya sendiri. Tak peduli
dengan masa depan saya, yang ada dibenak saya hanyalah sakit melihat orang tua
seperti itu. Mungkin mereka tidak mengerti bahwa dibelakang pertengkaran mereka
yang diperlihatkan didepan mata anak akan ada hati yang tergores, tidak
memiliki tumpuan atau pedoman lagi karena orang tuanya sibuk menaikan egonya
masing-masing, tidak memiliki harapan untuk kelanjutan masa depannya. Banyak sekali
contoh negatif anak-anak yang broken home, mereka melampiaskan kesakitan mereka
pada hal-hal negatif yang dapat membuat mereka lupa dan tenang akan masalah
yang dihadapi dirumah. Mereka sibuk mencari kebahagiaan dan ketenangan masing-masing
yang sudah tidak didapatkan dirumah. Terlebih lagi terjadinya perceraian orang
tua, teramat sangat membekas dibenak seorang anak hingga nanti dia dewasa. Untuk
orang tua, ‘bukankah, Allah SWT sangat membenci adanya suatu perceraian dalam
ikatan pernikahan”.
Tidak hanya harus menjaga sikap
didepan anak-anaknya, orang tua juga harus saling bekerja sama dalam hal
pendidikan. Mulai dari pendidikan keimanan, kepribadian hingga pendidikan ilmu
pengetahuan. Cara orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang kerangka berfikirnya. Jika orang tua menggunakan
kekerasan dalam mendidik anaknya, otomatis anak tersebut juga akan memiliki
sikap yang kasar terhadap orang lain. Sebaliknya, jika orang tua mendidik anak
dengan cara kasih sayang dan lemah lembut otomatis kepribadian anak tersebut
juga akan baik dalam mengkondisikan segala sesuatunya tidak seperti anak yang
didik dengan kekerasan akan menyelesaikan masalahnya dengan kekerasan pula,
namun anak yang didik dengan kelembutan dan kasih sayang akan dapat mengontrol
dan mengendalikan dirinya dalam menghadapi setiap masalah. Itulah artinya, kalo
buah jatuh itu gak akan jauh dari pohonnya. Jangan jadi orang tua, kalau tidak
bisa menuntun anak-anaknya dalam hal kebaikan untuk mencapai kesuksesan didunia
dan diakhirat.