Sabtu, 29 Juni 2013

Pentingnya Peran Serta Orang Tua Dalam Perkembangan Kepribadian Anak




Sebelumnya, saya akan memberitahu apa yang mempengaruhi saya dalam menentukan judul atau topik atau tema dari penulisan blog ini?
*Jawabannya : Dari pengalaman hidup saya sendiri dan pengalaman dari orang-orang disekitar saya.
Orang tua? Menurut saya, orang tua adalah Tuhan no 2 setelah Allah SWT. Namun bukan untuk disembah melainkan ditaati perintah-perintahnya seperti kita yang harus mentaati perintah-perintah Allah SWT. Orang tua adalah wakil dari Allah SWT didunia, beliau diberikan tanggung jawab untuk mendidik dan menuntun kehidupannya didunia. Dari mulai Allah yang meniupkan ruh kedalam rahim sang ibu, kemudian dilahirkan untuk melihat dunia fatamorgana ini.
Tanggung jawab sebagai orang tua sangatlah berat, tidak semudah seperti yang dibayangkan yang hanya membesarkan dan membiayai kehidupannya. Dari mulai keimanan, jasmani, moril/kepribadian, kecerdasan semua itu adalah tanggung jawab orang tua. Jika orang tua lalai sedikit saja dalam memberikan pengarahan hidup sehingga anak tersebut terjerumus, orang tualah yang terlebih dahulu dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT.
Lingkungan memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian anak, khususnya lingkungan keluarga. Kedua orang tua adalah pemain peran ini. Lingkungan keluarga adalah sebuah basis awal kehidupan bagi setiap manusia. Dikarenakan bahwa pentingnya pengaruh keluarga dalam pendidikan anak dalam beberapa masalah seperti masalah aqidah, budaya, norma, emosional dan sebaginya. Keluarga menyiapkan sarana pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak sejak dini. Dengan kata lain kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya. Dan tidak lepas dengan etika dan penyampaian sesuatu dari kedua orang tua tersebut.
Orang tua tidak boleh egois dalam memutuskan kehendaknya, beliau terkadang lupa bahwa ada anak yang juga sangat merasakan dampak dari keegoisan kedua orang tuanya. Pertengkaran orang tua saja akan berdampak buruk bagi psikologis anak, sehingga dia akan ikut merasakan bahkan mencontoh apa yang dilihat dari kedua orang tuanya. Pertengkaran tersebut akan menjadikan kepribadiaan anak berubah menjadi sifat yang egois, emosional, dan tidak dapat mengkondisikan segala sesuatunya dengan baik. Terlebih lagi jika anak mengetahui penyebab dari pertengkaran orang tuanya, hal ini akan menimbulakn perasaan pilih kasih antara ibu atau ayah yang bersalah sehingga anak tersebut akan mencap negatif dari salah satu orang tuanya yang akan menimbulkan sifat pendendam terhadap orang tuanya sendiri *nauzhubillah yah.
Dari pertengkaran orang tua yang saya alami saja, rasanya saya ingin menghancurkan hidup saya sendiri. Tak peduli dengan masa depan saya, yang ada dibenak saya hanyalah sakit melihat orang tua seperti itu. Mungkin mereka tidak mengerti bahwa dibelakang pertengkaran mereka yang diperlihatkan didepan mata anak akan ada hati yang tergores, tidak memiliki tumpuan atau pedoman lagi karena orang tuanya sibuk menaikan egonya masing-masing, tidak memiliki harapan untuk kelanjutan masa depannya. Banyak sekali contoh negatif anak-anak yang broken home, mereka melampiaskan kesakitan mereka pada hal-hal negatif yang dapat membuat mereka lupa dan tenang akan masalah yang dihadapi dirumah. Mereka sibuk mencari kebahagiaan dan ketenangan masing-masing yang sudah tidak didapatkan dirumah. Terlebih lagi terjadinya perceraian orang tua, teramat sangat membekas dibenak seorang anak hingga nanti dia dewasa. Untuk orang tua, ‘bukankah, Allah SWT sangat membenci adanya suatu perceraian dalam ikatan pernikahan”.
Tidak hanya harus menjaga sikap didepan anak-anaknya, orang tua juga harus saling bekerja sama dalam hal pendidikan. Mulai dari pendidikan keimanan, kepribadian hingga pendidikan ilmu pengetahuan. Cara orang tua dalam mendidik anak-anaknya sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang kerangka berfikirnya. Jika orang tua menggunakan kekerasan dalam mendidik anaknya, otomatis anak tersebut juga akan memiliki sikap yang kasar terhadap orang lain. Sebaliknya, jika orang tua mendidik anak dengan cara kasih sayang dan lemah lembut otomatis kepribadian anak tersebut juga akan baik dalam mengkondisikan segala sesuatunya tidak seperti anak yang didik dengan kekerasan akan menyelesaikan masalahnya dengan kekerasan pula, namun anak yang didik dengan kelembutan dan kasih sayang akan dapat mengontrol dan mengendalikan dirinya dalam menghadapi setiap masalah. Itulah artinya, kalo buah jatuh itu gak akan jauh dari pohonnya. Jangan jadi orang tua, kalau tidak bisa menuntun anak-anaknya dalam hal kebaikan untuk mencapai kesuksesan didunia dan diakhirat.