Selasa, 27 Maret 2012

Batara Surya Krama

 
 
 Kisah pewayangan bagi para kaula muda mungkin kini hampir terlupakan, bahkan sebagaian besar para penerus bangsa sudah jarang sekali melihat dan menyaksikan pertunjukan wayang yang sudah jarang di adakan kecuali pada acara-acara besar dan peminatnya pun para orang tua. Di blog ini ada sedikit cerita tentang perjalanan hidup seorang tokoh wayang yang bernama Batara Surya.
Batara Surya adalah seorang Dewa matahari yang menjadi tumpuan mahluk hidup di alam dunia ini terutama tumbuhan dan hewan, Batara Surya terkenal sangat sakti mandraguna dan menjadi salah satu Dewa andalan di khayangan Ekacakra. Batara Surya terkenal senang memberikan pusaka-pusaka atau ajian-ajian yang dimilikinya terhadap orang-orang yang dipilihnya.
Dewa ini terkenal mempunyai banyak anak dari berbagai wanita (diantaranya dari Dewi Kunti yang melahirkan Adipati karna dalam kisah Mahabharata). Dalam Mahabrata, Kunti menerima sebuah mantra dari seorang bijak, Durwasa; jika diucapkan, ia akan dapat memanggil setiap dewa dan melahirkan anak oleh dia.
Percaya dengan kekuatan mantra ini, tanpa disadari Kunti telah memanggil Surya, tetapi ketika Surya muncul, ia akan takut dan permintaan dia untuk kembali. Namun, Surya memiliki kewajiban untuk memenuhi mantra sebelum kembali. Batara surya mengakui apa yg dilaktkannya dan mau menangung perbuatannya, karna sudah saatnya melahirkan maka batara surya mengeluarkan sang jabang bayi. Batara Surya secara ajaib membuat Dewi Kunti untuk melahirkan anak nya, tiba tiba perut kunti mengempes keajaiban terjadi dari telinga kunti keluar asap serta cahaya gemilang gemilang cahaya 4 warna merah, hitam, putih dan kuning warna menyatu lalu berubah jadi bayi laki laki. Bayi itu diberi nama KARNA yang berarti Telinga, nama lainnya SURYA PUTRA.
Karena Kuntipun tak mau kalau ia tak ingin menanggung aib yg tak ingin diketahui oleh siapapun kalau ia telah melahirkan anak maka dengan terpaksa bayi dimasukan dlm keranjang dan dihanyutkan ke sungai Gangga yg dimana sungai bermuara ke Astina,ia baru sadar setelah karna hanyut dan menangis karena bayi kaget oleh riak air yg membangunkan dari tidurnya, kunti menyesal dan hanya bisa menangis. Untuk mempertahankan keperawanannya sebagai putri yang belum menikah, tidak perlu merasa malu jika menjadi sasaran pertanyaan dari masyarakat. Kunti merasa dipaksa untuk meninggalkan anak, Karna, yang tumbuh menjadi salah satu karakter sentral dalam perperangan besar dari Khurusetra.
Batara Surya juga memiliki tiga ratu Saranyu (juga disebut Saraniya, Saranya, Sanjna, atau Sangya), Ragyi, dan Praba. Saranyu adalah ibu dari Waiwaswata Manu (Manu ketujuh, yang sekarang), dan si kembar Yama (dewa kematian) dan adiknya Yami. Dia juga melahirkan baginya si kembar dikenal sebagai Aswin, dokter para Dewa. Saranyu, karena tidak sanggup menyaksikan cahaya terang dari Surya, menciptakan tiruan dirinya yang bernama Chhaya dan memerintahkan dia untuk bertindak sebagai istri Surya selama dia tidak ada. Chhaya memiliki dua putra dari Surya- Sawarni Manu (Manu kedelapan, yang berikutnya) dan  Sani (dewa planet Saturnus), dan dua anak perempuan- Tapti dan Vishti. Dewa Surya juga memiliki seorang putra, Rewanta, atau Raiwata, dari Ragyi.
Menariknya, dua putra Surya, Sani dan Yama bertanggung jawab untuk mengadili kehidupan manusia. Sani memberi hasil dari perbuatan seseorang melalui kehidupan seseorang melalui hukuman dan penghargaan yang sesuai, sementara Yama memberi hasil dari perbuatan seseorang setelah kematian. Dalam Ramayana, Surya disebutkan sebagai ayah dari Raja Sugriwa, yang membantu Rama dan Laksmana dalam mengalahkan raja Rahwana. Ia juga melatih Hanoman sebagai gurunya.
Batara Surya yang bertempat tinggal di Kahyangan Ekacakra menerima dua bidadari kakak beradik sebagai istrinya yang bernama Dewi Ngruna dan Dewi Ngnini. Sementara putri Batara Wisnu yang bernama Dewi Kastapi dalam perkimpoiannya dengan burung Brihawan membuahkan dua telur. Kemudian atas perintah Batara Guru, dua telur itu diberikan kepada Dewi Ngruna dan Ngruni. Telur milik Dewi Ngruna setelah dierami oleh seekor ular, menetas menjadi dua ekor burung yang diberi nama Sempati dan yang muda diberi nama Jatayu. Sedangkan telur milik Dewi Ngruni menetas seekor ular besar yang diberi nama Naga Gombang, dan yang kecil diberi nama Sawer Wisa.
Anak-anak yang berupa burung dan ular itu ternyata sangat sulit untuk di awasi. Mereka semua I nakal. Kedua bidadari itu lalu mengadakan teka-teki, barangsiapa yang kalah akan menjaga anak-anak itu. Dewi Ngruni memberikan pertanyaan : “Apakah yang terlihat di sana itu? Sapi jantan atau sapi betina?”. Ternyata Dewi Ngruni tidak dapat menebaknya, dan ia merasa malu karena kebodohannya. Ketika itu juga ular-ular datang dan membela ibunya dan segera menggigit kedua burung, dan sebaliknya burung-burung itu mematuk ular-ular sampai mati. Karena marah oleh peristiwa itu, Dewi Ngruna mengutuk Ngruni. Katanya: “Dinda Ngruni bertindak seperti raseksi (raksasa wanita), jika akan menolong anak-anaknya”.
Seketika itu juga Dewi Ngruni berubah ujudnya menjadi raseksi, dan setelah ia sadar apa yang terjadi ia segera lari menemui Batara Surya agar dapat mengatasi masalah yang dihadapinya itu. Atas saran suaminya, Dewi Ngruni diminta menemui Batara Wisnu yang merupakan kakeknya dari telur-telur tadi, agar dapat meruwatnya.
Setelah peristiwa itu Sempati yang disertai burung Jatayu pergi bertapa ke Gunung Windu, sedangkan ular-ular sangat terkejut melihat ibunya menjadi raseksi, mereka melarikan diri terjun ke samudera.
Sementara itu di kahyangan kehidupan para dewa tidak tentram karena menerima ancaman Prabu Sengkan Turunan dari Kerajaan Parangsari yang menginginkan Dewi Ngruna dan Ngruni untuk dijadikan permaisuri. Prabu Sengkan Turunan dengan balatentara raksasa menyerang Kahyangan Suralaya. Para dewa tidak dapat menandingi kesaktian para raksasa itu. Batara Wisnu menyatakan kepada Dewi Ngruni bahwa ia akan meruwatnya sehingga kembali pada ujud semula tetapi Dewi Ngruni harus menculik putri Prabu Sengkan Turunan yang bernama Retna Jatawati.
Dibantu oleh garuda Jatayu, Dewi Ngruni akhirnya berhasil membawa Dewi Jatawati. Sementara itu Jatayu juga berhasil menghancurkan para tentara raksasa. Prabu Sengkan Turunan sangat marah setelah mengetahui bahwa pasukannya hancur, segera menyerang Suralaya dengan membabi buta. Pertempuran seru terjadi dengan dahsyatnya tetapi kemudian akhirnya ia dapat dikalahkan oleh burung Jatayu. Batara Wisnu sangat gembira atas kemenangan Jatayu itu. Sebagai pernyataan terima kasih, Batara Wisnu kemudian menganugerahkan Retna Jatawati sebagi istri Jetayu.
Sesuai dengan janjinya, Ngruni dirubah ujudnya menjadi bidadari yang cantik seperti semula dan tetap tinggal di Nguntarasegara. Setelah melihat istrinya menjadi bidadari. Batara Surya membujuk untuk kembali ke pangkuannya, tetapi Dewi Ngruni menolak. Baru setelah ada perintah dari Batara Guru, yang menjadi pemuka para dewa, akhirnya Ngruni bersedia menjadi istri Batara Surya kembali.
Batara Surya kena batunya ketika Anoman menyalahkan Batara Surya atas kejadian yang menimpa Ibunya Dewi Anjani dan neneknya yang dikutuk menjadi tugu oleh suaminya sendiri. Anoman merasa Batara Surya harus bertanggung jawab sehingga Anoman dengan ajiannya mengumpulkan awan dari seluruh dunia untuk menutupi alam dunia sehingga sinar sang surya tidak bisa mencapai bumi. Untungnya kejadian ini dapat diselesaikan secara baik-baik sehingga Anoman dengan sukarela menyingkirkan kembali awan-awannya sehingga alam dunia terkena sinar mentari kembali.


KETIKA AYAH TAK DAPAT MENGUNGKAPKAN PERASAANNYA


Rumah mu adalah surga mu, begitu ungkapan yang sering kita dengar untuk menggambarkan bagaimana kehangatan dan keharmonisan yang tercipta dikala satu keluarga berkumpul dalam indahnya kebersamaan di dalam rumah. Menghabiskan waktu bersama, melepas lelah dari segala aktivitas keseharian bersama ayah, ibu beserta anak-anaknya.
Suatu keluarga yang dapat dikatakan harmonis dengan segala kecukupan yang dapat terpenuhi termasuk kehangat sebuah keluarga. Terdapat sosok ayah yang gagah dan berwibawa, serta mampu memimpin dan mengayomi istri dan anak-anaknya. Juga terdapat sosok ibu, dengan curahan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu besar. Serta satu anak perempuan yang mulai beranjak dewasa dan si bungsunya yang ganteng baru saja meninggalkan bangku sekolah dasarnya.
Ayah seorang pekerja keras yang sampai saat ini telah mencapai kesuksesan bisnisnya dalam dunia kerja. Waktu beliau pun banyak dihabiskan untuk segala macam  urusan pekerjaannya, sehingga dapat disimpulkan hanya sedikit waktu yang dapat digunakan untuk sekedar berkumpul bersama keluarga kecilnya.
Beliau selalu meluangkan waktu untuk bercengkrama bersama istri dan kedua buah hatinya walau dengan kondisi tubuh yang lelah karena banyak beraktivitas di luar rumah. Waktu bersama anak-anaknya pun relatif sedikit, sehingga beliau tidak dapat mengetahui dan memantau langsung bagaimana anak-anaknya beraktivitas khususnya putrinya yang mulai beranjak menjadi wanita dewasa. Hanya sang ibu lah, yang selalu sedia memantau kegiatan mereka sehari-hari.
Tetapi ditengah waktu istirahat malamnya, beliau selalu bertanya kepada istrinya “bagaimana keadaan anak-anak hari ini? apa saja kegiatan anak-anak hari ini? Bagaimana dengan sekolah mereka?” pertanyaan yang setiap harinya tak luput di bicarakan dengan istrinya di kamar tanpa anak-anaknya mengetahui bahwa ayah mereka sangat memperhatikan mereka walau dari jauh.
Disaat putrinya meminta pada ayah untuk membeli sesuatu yang ia inginkan tetapi tidak begitu penting, walaupun ayah mampu untuk membelikannya namun ayah berkata “TIDAK..!!”, bukan karena ayah pelit, tetapi beliau sedang mengajarkan putrinya untuk tidak menjadi anak yang manja yang selalu dipenuhi keinginannya.
Kedekatan ayah dengan anak-anak pun tak sedekat dengan ibunya, karena waktu jua yang tak banyak mendekatkan mereka. Terutama anak gadisnya yang kini telah mengenal laki-laki sebagai tambatan hatinya. Kala itu malam minggu, saat ayah tengah bersantai dengan acara televisi tontonannya lalu putrinya menghampiri dan berkata, “ayah, malam ini aku ingin keluar dengan teman laki-laki, aku meminta ijin kepadamu ayah?” ucapnya dengan wajah berharap agar ayahnya dapat memberikan ijin untuk dirinya keluar malam.
Dengan hati bimbang dan penuh cemas, beliau sesungguhnya belum rela melepas putri nya untuk pergi bersama laki-laki lain tetapi beliau berusaha untuk menjadi ayah yang bijaksana dan mengerti bahwa putri kecilnya sudah beranjak dewasa.
Dengan berat hati ayah berkata, “iya nak, tetapi ingat ya jangan pulang terlampau malam. Jaga dirimu”.
Yang ada difikiranku kala itu, aku senang bahwa ayah telah memberikan ijin untuk ku tanpa mengetahui dibalik wajahnya yang angkuh dan gagah tak nampak bahwa  sesungguhnya hati ayah tengah gusar dan sangat mencemaskan putrinya itu.
Beliau hanya bisa menyuruh istrinya untuk menelpon putrinya, sekedar untuk menanyakan sedang apa dan berada dimana dia untuk menenangkan hati ayah bahwa putrinya dalam keadaan baik-baik saja.
Ketika putrinya mulai lebih percaya dengan laki-laki itu dan mulai mengabaikan peraturan ayah dengan melanggar jam malamnya. Yang dilakukan ayah hanyalah duduk diruang tamu dan menunggu dengan hati yang sangat cemas. Berlarut-larut perasaan itu menyiksa ayah, ketika putrinya pulang hati ayah mengeras dan memarahimu. Ayah melakukan itu untuk menjagaku, karena harta yang paling berharga adalah putrinya.
Disaat ayah tiba-tiba mendengar putrinya sedang telefonan dengan seorang pria di kamar, Sadarkah sesungguhnya ayah cemburu dan hal yang ditakuti ayah akan segera datang bahwa putri kecilnya kelak akan meninggalkan dirinya dan merelakan laki-laki lain untuk menjadi penggantinya kelak.
Ketika anak gadisnya merantau ke kota lain untuk menimba ilmu, bersekolah di sebuah perguruan tinggi. Ayah harus melepaskan dan meninggalkan putrinya sendirian di kota lain yang jauh dari jangkauannya. Tahukah kamu, badan ayah terasa kaku untuk memelukmu seperti ibu yang memeluk putrinya dengan erat. Beliau hanya tersenyum dan menasehatimu serta menyuruhmu untuk berhati-hati. Yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit airmata di sudut matanya dan berkata “jaga dirimu baik-baik, nak”
Pada saat putrinya meminta uang untuk segala macam kebutuhannya disana, ayah lah yang pertama berfikir dan berusaha mencari uang agar putrinya tidak merasa kekurangan dan merasa sama dengan teman-temannya.
Ayah aku sadar, dibalik kerasnya sifat mu dan keangkuhanmu dalam mendidik kami anakmu sesungguhnya ada perhatian dan kasih sayang yang begitu besar untuk anak-anakmu.

KONDISI HUKUM EKONOMI DI INDONESIA

Melalui hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) diketahui bahwa persepsi publik terhadap kondisi politik dan hukum di Indonesia terus memburuk. Salah satu sebab utama dari penurunan persepsi publik terhadap kondisi politik dan penegakkan hukum di Indonesia adalah kian maraknya kasus-kasus korupsi yang melibatkan para elite politik, seperti kasus cek pelawat dan kasus dugaan suap Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pembangunan Wisma Atlet SEA Games.
Namun, tidak seperti kondisi politik dan hukum, persepsi publik terhadap kondisi ekonomi Indonesia justru menunjukkan nada positif. Dalam survei yang dilakukan pada kurun waktu tanggal 1-12 Februari 2012 itu terungkap sebanyak 30% responden melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih baik. Sementara itu, responden yang melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih buruk dan tidak ada perubahan masing-masing sebesar 24% dan 35%. Lalu, 6% responden menjawab tidak tahu/tidak jawab, sebanyak 2% menjawab jauh lebih baik, dan 2% lagi menjawab jauh lebih buruk. Artinya, hasil survei itu menunjukkan bahwa publik sangat mengapresiasi kinerja ekonomi Indonesia saat ini.
Banyak harapan yang diungkapkan oleh masyarakat Indonesia di tahun 2012 ini. Di bidang politik umumnya berharap akan adanya stabilitas politik yang kondusif dan pentingnya kedewasaan dalam berpolitik. Di bidang hukum mayoritas berharap agar hukum bisa ditegakkan dengan benar dan tidak ada lagi tebang pilih dalam penegakannya. Di bidang ekonomi semua masyarakat tentunya berharap akan tercapainya kesejahteraan yang lebih baik, harga-harga yang tidak terinflasi dan terbukanya lapangan pekerjaan. Karena itu, memprediksi bagaimana prospek ekonomi Indonesia di tahun 2011 ini menjadi sangat penting untuk menilai dan menentukan bagaimana roda ekonomi Indonesia ini berputar.
Sikap optimisme akan kondisi ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2012 nanti juga diungkapkan oleh pemerintah. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI beberapa waktu lalu tentang asumsi makro RAPBN 2012, pemerintah memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah memasang target optimis pertumbuhan ekonomi 6,5-6,9%, inflasi 3,5-5,5%, nilai tukar Rp 9.000-9.300 per dolar AS, suku bunga SPN 3 bulan 5,5-7,5%, harga minyak mentah Indonesia US$ 75-95 per barel, dan target lifting 950-970 ribu barel per hari.. Hal ini disebabkan selain adanya perbaikan terutama bersumber dari sisi eksternal yang sejalan dengan pemulihan ekonomi global, juga dikarenakan oleh menguatnya permintaan produk domestik.
Pemulihan ekonomi global sangat jelas terlihat dari membaiknya perkembangan ekonomi di negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jepang serta perkembangan ekonomi di kawasan Asia, seperti Cina dan India. Di Amerika Serikat, pemulihan tercermin pada pengeluaran konsumsi masyarakat yang terus menguat dan dibarengi peningkatan respon di sisi produksi. Sementara di Jepang, ditandai oleh pertumbuhan positif pada triwulan terakhir 2009. Di Cina dan India, indikasi pemulihan ekonomi lebih jelas terlihat sebagaimana tercermin pada laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Berbagai perbaikan tersebut memberikan dampak positif bagi negara-negara yang menjadi mitra dagangnya, termasuk Indonesia (investorindonesia.com).
Hal senada juga dilaporkan oleh World Economic Forum yang mengungkapkan bahwa peringkat daya saing Indonesia untuk 2010-2011 naik 10 tingkat di angka 44 dari peringkat sebelumnya di level 54. Kenaikan itu terutama didorong kinerja makro ekonomi yang sangat baik. Salah satunya adalah kinerja ekspor tumbuh pesat.
Perkembangan ekonomi Indonesia yang terjadi pada tahun 2010-2011 yang terus meningkat menggambarkan bagaimana pertumbuhan ekonomi yang terjadi mampu mendorong perbaikan prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2010-2011. Selain itu, perkembangan nilai tukar Rupiah juga diprediksi lebih apresiatif dibanding proyeksi semula. Hal ini sejalan dengan fundamental ekonomi domestik yang tetap solid, dan perbaikan sektor eksternal yang terus berlanjut serta resiko investasi di Indonesia yang semakin membaik.
Tidak hanya secara makro, namun juga menyentuh hingga ke level mikro atau dirasakan langsung oleh rakyat Indonesia. Pada kenyataannya, seringkali pertumbuhan ekonomi di level makro tidak atau hanya sedikit yang berdampak langsung kepada masyarakat Indonesia.
Kondisi di tahun 2010 yang juga banyak diprediksi bakal membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik tidak tergambarkan secara nyata di masyarakat secara luas. Dalam catatan, rakyat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan masih banyak, bahkan cenderung bertambah seiring dengan inflasi yang cukup tinggi terhadap bahan bakar dan barang pokok masyarakat. Terhitung menurut data yang ada dari BPS, jumlah penduduk miskin Indonesia berjumlah 32.7 juta jiwa. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,5% - 6% pada tahun 2010 lalu juga tidak mampu membawa investasi yang cukup tinggi yang mampu membuka lapangan pekerjaan. Hingga Agustus 2010, pengangguran terbuka di Indonesia tercatat 8,32 juta orang atau sekitar 7,14 persen.
Kondisi ini belum ditambah dengan tingkat inflasi atas barang kebutuhan sehari-hari masyarakat. Beberapa barang pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telor dan juga sayur-sayuran seperti cabe dan bawang merah mengalami kenaikan antara 7%-15 %. Meski, inflasi ini masih dianggap masih terkendali dan berada dalam kisaran sasarannya, yakni 4,8% dari kisaran awal 5,7%, namun faktanya rakyat Indonesia banyak yang mengeluhkan tingginya harga barang-barang pokok tersebut. Maka, wajar jika banyak pula yang menilai dan mengangap pemerintah tidak mampu memanfaatkan pertumbuhan ekonomi makro guna mengakomodasi pergerakan perkembangan ekonomi mikro yang lebih fluktuatif dan cenderung menyerahkannya pada mekanisme pasar.
Tentu hal semacam inilah yang sangat tidak diharapkan oleh rakyat Indonesia secara keseluruhan. Dengan banyaknya penduduk Indonesia yang belum sejahtera, dan ditambah dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi, maka semestinya pemerintah dituntut untuk lebih mengakomodasi kepentingan rakyat bawah, yakni dengan memberikan stimulus berupa membuka peluang yang lebih besar bagi investasi pada jaringan ekonomi mikro dan melakukan intervensi terhadap mekanise pasar atas penentuan harga barang dan jasa.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, bahkan diprediksi mencapai 7% haruslah membawa dampak positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Lebih dari itu, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini harus pula mampu membawa Indonesia mencapai masyarakat yang sejahtera.
Kesejahteraan masyarakat bagaimanapun merupakan tolak ukur ideal untuk menggambarkan bagaimana pertumbuhan ekonomi negara inheren didalam pertumbuhan ekonomi masyarakat secara luas. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang ada harus pula memberikan gambaran terhadap pemerataan perekonomian.  Sebab, pemerataan ekonomi merupakan salah satu komponen terpenting yang harus terpenuhi sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dengan adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik, maka diharapkan pemerintah mampu menujukkan kinerja yang lebih baik pula kepada masyarakat, terutama pada level bawah. Dan untuk menjaga stabilitas ekonomi yang menunjukkan perbaikan ini, Ketua Komite Ekonomi Nasional, Chairul Tandjung berharap pemerintah mampu memaksimalkan momentum pertumbuhan ekonomi ini. Antara lain dengan menciptakan koordinasi yang baik, pengambilan kebijakan yang cepat dan tepat, serta tetap mewaspadai gejolak keuangan global. Selain itu juga dengan melakukan akselerasi agar percepatan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan.


LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Penyakit yang melanda negara ini bukan disebabkan karena Tsunami dan gempa yang berkekuatan 8,7 SR, bukan juga karena meletusnya gunung Merapi atau bahkan karena kebakaran hutan. Tetapi penyakit yang sedang dialami oleh bangsa ini disebabkan karena degradasi nilai-nilai dan moral pancasila. 
Hal tersebut sangat mengkhawatirkan, karena degradasi nilai-nilai dan moral pancasila telah terjadi diseluruh elemen masyarakat. Dari mulai para profesional, tokoh masyarakat, para terpelajar, para pendidik, elit politik, bahkan hingga para pemimpin bangsa dan negara.
Fakta yang telah menunjukan dari degradasi tersebut adalah pornografi dan pornoaksi yang makin vulgar ditunjukan oleh kalangan muda hingga elit politik, tindakan KKN dimana-mana, kasus mafia hukum dan peradilan yang tak kunjung selesai, gerakan terorisme oleh salah satu kelompok masyarakat indonesia sendiri dan yang baru-baru ini sedang terjadi adalah kasus mafia hukum dan peradilan yang tidak jelas statusnya, bahkan para tindak pidana dapat melarikan diri sampai ke luar negeri.
Ironisnya, surat pencegahan ke luar negeri oleh Ditjen Imigrasi Kemenhukum dan HAM dikeluarkan pasca kepergian tersangka dari Indonesia dan itu merupakan buruknya komunikasi di aparat penegak hukum. Selain itu, guna menghindari rumah tahana, sudah menjadi tren yang cukup lama para tersangka kasus korupsi berkelit dengan alasan sakit. Itu semua merupakan sedikit contoh kecil dari gunung es degradasi nilai-nilai dan moral Pancasila telah terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dewasa ini.
Belakangan ini, dapat terlihat bagaimana sebenarnya keadaan penegakan hukum di Indonesia yang kian lama kian memburuk. Hal tersebut dipicu oleh lemahnya penegakan hukum seperti pada kasus dana talangan Bank Century, skandal Nazarudin, kasus Nunun Nurbaeti, kasus pegawai pajak Dhana Widyatmaja hingga kasus pemerintah daerah Tanjung Jagung Timur yang hingga saat ini belum terselesaikan.
Melalui hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) diketahui bahwa persepsi publik terhadap kondisi politik dan hukum di Indonesia terus memburuk. Salah satu sebab utama dari penurunan persepsi publik terhadap kondisi politik dan penegakkan hukum di Indonesia adalah kian maraknya kasus-kasus korupsi yang melibatkan para elite politik, seperti kasus cek pelawat dan kasus dugaan suap Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pembangunan Wisma Atlet SEA Games.
Penilaian buruk itu tidak hanya berdasarkan dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada pertengahan Desember 2011, tetapi publik juga menilai kinerja pemerintahan dalam pemberantasan korupsi buruk atau sangat buruk dengan proporsi di bawah 50 persen. Padahal, data longitudinal sejak 2005 sampai 2011 menunjukkan proporsi sikap positif publik senantiasa lebih besar dalam isu penanggulangan korupsi yang pada tahun-tahun sebelumnya menunjukan kinerja yang baik dengan mengungkap dan menuntaskan kasus-kasus korupsi seperti Gayus yang saat ini sedang menjalankan hukumannya.
Penanggung jawab penurunan kepercayaan publik ini bukan hanya pemerintah, tetapi semua pihak yang secara langsung berkaitan dengan penegakan hukum, seperti integritas lembaga penegak hukum, baik Polri, Kejaksaan Agung, pengadilan termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena apa yang dinilai buruk dalam demokrasi Indonesia berkaitan dengan tata kelola pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum (rule of law), dan pengawasan terhadap korupsi.
Data Governance Indicator World Bank 2011 menunjukkan, dalam sepuluh tahun terakhir demokrasi Indonesia tidak mengalami kemajuan berarti dan masih tetap negatif. Dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi dalam pemerintahan, kepastian hukum rendah, regulasi yang tidak berkualitas, dan inefisiensi penyelenggaraan negara. Jika keadaan ini terus berlanjut, kepercayaan publik terhadap penegakan hukum dan pemberantasan korupsi akan menurun.
Sampai akhir tahun 2009, kinerja pemerintah dalam memberantas korupsi sangat tinggi, yaitu mencapai angka 83,7 persen dimana banyak kasus korupsi yang dapat terungkap dan terselesaikan. Namun, sejak Januari atau 10 bulan terakhir terjadi penurunan kinerja pemerintah yang tajam sampai 34 persen.  Penurun kinerja para penegak hukum terlihat dari beberapa kasus yang ditangani, seperti Bank Century, kasus cicak dan buaya, atau kasus mafia hukum lainnya dan bahkan sangat terlihat dari munculnya kasus suap ketua hakim untuk membebaskan satu pihak yang bersalah.
Adanya permainan politik juga menjadi faktor penyebab munculnya berbagai kasus suap untuk melindungi para tindak pidana kelas kakap untuk lepas dari jerat hukumnya. Kasus-kasus yang terjadi di Indonesia sebenarnya hanya sebagian kecilnya dapat terungkap, untuk kasus-kasus yang lebih besar belum dapat terungkap karena masih dilindungi oleh para tangan kanannya yang terlebih dahulu terjerat kasus.
Lembaga penegak hukum seperti hakim pun kini dapat dibayar untuk melepaskan para koruptor dari jerat hukumnya. Sedang kan untuk rakyat biasa yang tidak berkecukupan di beri hukuman yang berat hanya karena seorang nenek mencuri beberapa biji kopi dari perkebunan. Kasus ini sebenarnya tidak layak untuk masuk ke dalam meja hijau. Hal ini mencerminkan bahwa penegak hukum di Indonesia, sangat tidak bermutu karena tidak bisa memilah mana kasus yang seharusnya masuk ke pengadilan dan mana kasus yang seharusnya dapat  di selesaikan secara manusiawi. Sungguh sangat ironis, jika menjabar kasus-kasus seperti itu yang masih saja terjadi hingga saat ini.
Masyarakat juga menilai, hukuman terhadap koruptor sejauh ini tidak adil. Rakyat umumnya menginginkan koruptor dihukum seberat-beratnya, setidaknya dihukum seumur hidup, untuk menciptakan efek jera dan tak akan tumbuh koruptor-koruptor yang baru yang berani mengambil uang rakyatnya. salah satu aspek yang jarang dilihat dalam pemberantasan korupsi adalah sistem pemenjaraan atau lembaga pemasyarakatan. Hukuman sosial juga penting bagi terpidana koruptor agar berefek jera.
Penilaian yang buruk terhadap integritas lembaga penegak hukum sebenarnya sudah tidak asing lagi. Lembaga survei lain, seperti Transparency International, juga pernah menilai tingkat korupsi di Indonesia yang semakin meningkat.
Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut salah satunya adalah dengan mensinkronkan antara sistem, pembuat hukum dan pelaksananya. Selain itu, dengan diterapkannya hukuman dengan memiskinkan para terdakwa kasus mavia hukum. Sanksi ini bertujuan untuk para calon koruptor dan terdakwa jera untuk melakukan korupsi. Karena apabila ketiga komponen utama dalam hukum tersebut sudah sinkron, maka negara akan sembuh kembali seperti semula.
 Dari kasus di atas, dapat digambarkan bagaimana sebenarnya keadaan penegakan hukum di Indonesia. Maka perlu adanya strategi yang harus dilakukan agar kasus-kasus hukum dapat diminimalisir, salah satunya dengan adanya transparansi penyidikan. Masalah transparansi proses penyidikan sangat penting dilakukan untuk membangun integritas lembaga penegak hukum yang bersih.
Tanpa adanya transparansi penyidikan, penyalahgunaan kewenangan dan praktik koruptif mudah saja terjadi didalamnya. Oleh karena itu, transparansi penyidikan dalam penegakan hukum perlu terus dibangun dan dikembangkan untuk menjaga dan mengontrol integritas penegak hukum.
Tidak hanya transparansi penyidikan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan dan praktik koruptif, tetapi untuk pencegah tindak korupsi perlu diadakannya transparansi sistem pembayaran dalam pemerintahan agar uang rakyat tidak masuk ke dalam kantong para pemilik kekuasaan. Dengan dibuatnya sistem pembayaran pajak yang langsung masuk ke dalam kas negara tanpa perantara pegawai pajak akan dapat meminimalisir kasus korupsi dalam institusi perpajakan Indonesia.