Minggu, 08 Juli 2012

JAKARTA DENGAN SEGALA MASALAHNYA


Jakarta, Ibukota negara Indonesia yang baru-baru ini merayakan ulang tahunnya yang ke-484 dengan berbagai acara yang diselenggarakan baik oleh swasta maupun pemerintah daerahnya seperti jakarta fair, kampoeng jakarta, festival layangan 3D, dan lainnya dengan segala kemeriahannya.
Selain sedang merayakan HUT nya yang ke-484 sebentar lagi Ibukota kita yang tercinta ini, akan mengadakan pemilihan umum kepala daerah untuk menduduki bangku DKI Jakarta 1 dari kepemimpinan sebelumnya Fauzi Bowo (Foke). Beberapa cagub dan cawagub nya telah mengadakan kampe besar-besaran untuk menarik kepercayaan warga jakarta dengan janji-janji manis dan program-program menarik untuk mengatasi berbagai macam masalah yang ada di Jakarta. Berikut diantaranya terdaftar 6 nama pasangan cagub dan cawagub di pilkada DKI Jakarta tahun 2012 :
1. Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli
2. Alex Noerdin – Nono Sampono
3. Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama
4. Hidayat Nur Wahid – Didik J Rachbini
5. Hendardji Soepandji – Ahmad Riza
6. Faisal Basri – Biem Benyamin
Dari keenam pasangan diatas, siapakah yang nantinya akan terpilih dari pemungutan suara yang akan diadakan pada tanggal 11 juli 2012 mendatang.?? Itu adalah hak warga jakarta yang akan menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin ibukota tersebut.
Namun, dibalik perayaan meriah HUT Jakarta dan ramainya kampe yang diselenggarakan oleh para calon cagub dan cawagub Jakarta yang juga menghabiskan dana besar-besaran alangkah ironisnya di tiap sudut kota Jakarta masih terdapat berbagai macam masalah yang harus dibenahi. Dari mulai kemiskinan, kebersihan kota, kemacetan, kebanjiran hingga tingkat kriminalitas yang tinggi yang menjadi peer serta tugas berat bagi gubernur dan wakil gubernur yang akan terpilih nantinya.
Bagaimana tidak dikatakan tugas berat, Jakarta merupakan simbol dari Indonesia yang baru-baru ini dinobatkan sebagai negara terkotor ke-3 sedunia setelah China dan India yang memiliki berbagai masalah yang cukup kompleks. Bagi warga Jakarta yang akan menentukan pilihannya nanti jangan sampai memilih pemimpin yang salah, jangan hanya terbujuk dan terbuai dengan janji-janji yang diucapkan terlebih lagi suara anda dapat dibayar dengan sejumlah uang yang dibagi-bagikan tanpa melihat bagaimana background kinerja dan prestasi  cagub dan cawagub sebelumnya.
Jakarta sebagai kota metropolitan dengan segala kegemerlapannya, menyimpan segelintir kepedihan yang menyayat hati di sudut-sudut kotanya. Perputaran perekonomian yang tinggi di kota ini mampu menarik banyak perantau dari daerah-daerah lain di luar kota Jakarta bahkan dari luar pulau jawa, yang mengakibatkan meledaknya jumlah penduduk yang tinggal di kota Jakarta. Persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pun semakin meningkat dengan lapangan pekerjaan yang sedikit, akibatnya pengangguran pun kian meningkat dan kemiskinan merajalela. Kemiskinan dan tidak mempunyai pekerjaan tetap mengharuskan mereka tinggal ditempat yang kumuh yang sudah tidak layak untuk dihuni juga mengancam kesehatan dan keselamatan mereka. Seperti membangun rumah di bantaran kali yang sewaktu-waktu bisa aja diterjang oleh banjir besar juga membangun rumah di pinggir rel kereta api dengan resiko tinggi jika terjadi suatu musibah kecelakaan.
Selain kemiskinan, masalah terbesar Jakarta adalah kemacetan yang kian lama kian memburuk yang belum bisa teratasi hingga saat ini. Namun, masalah ini bukan hal yang aneh bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia tetapi tetap saja sebelum nantinya akan terjadi kemacetan total, masalah ini harus segera diatasi dan dicari jalan keluarnya. Berbagai cara memang telah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin DKI Jakarta sebelumnya seperti diadakannya Busway, jalur 3 in 1 dan lain-lain namun tetap saja belum menunjukan hasil yang signifikan. Melonjaknya penggunaan kendaraan pribadi juga menjadi pemicu utama dalam masalah kemacetan ini, mungkin sebaiknya dilakukan pembatasan kendaraan untuk wilayah Jakarta.
Tidak kalah rumitnya, masalah banjir juga menjadi tugas yang cukup berat bagi cagub dan cawagub. Selama ini, Jakarta terkenal dengan banjir tahunan dikala musim penghujan. Bagaimana tidak, banyaknya gedung-gedung dan bangunan-bangunan yang megambil daerah resapan air disaat musim penghujan tiba. Tidak adanya daerah resapan air dan juga sampah yang menumpuk di kali, sungai dan selokan yang menghambat jalannya aliran air hingga akhirnya air tersebut menggenangi jalan dan pemukiman warga. Bahkan pemukiman elite pun menjadi korban dari musibah banjir tahunan ini, banjir memang tidak mengenal pemukiman kumuh maupun elite ia datang dimana tidak adanya daerah resapan air dan sampah yang menumpuk hingga menghambat aliran air. Masalah ini terjadi karena kurangnya kesadaran warga Jakarta akan pentingnya daerah resapan air dan tradisi membuang sampah tidak pada tempatnya. Maka pilihlah cagub dan cawagub yang mampu mengatasi berbagai kerumitan masalah Jakarta, agar ibukota ini dapat tertata dengan rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar