Jakarta,
Ibukota negara Indonesia yang baru-baru ini merayakan ulang tahunnya yang
ke-484 dengan berbagai acara yang diselenggarakan baik oleh swasta maupun
pemerintah daerahnya seperti jakarta fair, kampoeng jakarta, festival layangan
3D, dan lainnya dengan segala kemeriahannya.
Selain
sedang merayakan HUT nya yang ke-484 sebentar lagi Ibukota kita yang tercinta
ini, akan mengadakan pemilihan umum kepala daerah untuk menduduki bangku DKI Jakarta
1 dari kepemimpinan sebelumnya Fauzi Bowo (Foke). Beberapa cagub dan cawagub
nya telah mengadakan kampe besar-besaran untuk menarik kepercayaan warga
jakarta dengan janji-janji manis dan program-program menarik untuk mengatasi
berbagai macam masalah yang ada di Jakarta. Berikut diantaranya terdaftar 6
nama pasangan cagub dan cawagub di pilkada DKI Jakarta tahun 2012 :
1.
Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli
2.
Alex Noerdin – Nono Sampono
3.
Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama
4.
Hidayat Nur Wahid – Didik J Rachbini
5.
Hendardji Soepandji – Ahmad Riza
6.
Faisal Basri – Biem Benyamin
Dari
keenam pasangan diatas, siapakah yang nantinya akan terpilih dari pemungutan
suara yang akan diadakan pada tanggal 11 juli 2012 mendatang.?? Itu adalah hak
warga jakarta yang akan menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin ibukota
tersebut.
Namun,
dibalik perayaan meriah HUT Jakarta dan ramainya kampe yang diselenggarakan
oleh para calon cagub dan cawagub Jakarta yang juga menghabiskan dana
besar-besaran alangkah ironisnya di tiap sudut kota Jakarta masih terdapat
berbagai macam masalah yang harus dibenahi. Dari mulai kemiskinan, kebersihan
kota, kemacetan, kebanjiran hingga tingkat kriminalitas yang tinggi yang
menjadi peer serta tugas berat bagi gubernur dan wakil gubernur yang akan
terpilih nantinya.
Bagaimana
tidak dikatakan tugas berat, Jakarta merupakan simbol dari Indonesia yang
baru-baru ini dinobatkan sebagai negara terkotor ke-3 sedunia setelah China dan
India yang memiliki berbagai masalah yang cukup kompleks. Bagi warga Jakarta
yang akan menentukan pilihannya nanti jangan sampai memilih pemimpin yang
salah, jangan hanya terbujuk dan terbuai dengan janji-janji yang diucapkan
terlebih lagi suara anda dapat dibayar dengan sejumlah uang yang dibagi-bagikan
tanpa melihat bagaimana background kinerja dan prestasi cagub dan cawagub sebelumnya.
Jakarta
sebagai kota metropolitan dengan segala kegemerlapannya, menyimpan segelintir
kepedihan yang menyayat hati di sudut-sudut kotanya. Perputaran perekonomian
yang tinggi di kota ini mampu menarik banyak perantau dari daerah-daerah lain
di luar kota Jakarta bahkan dari luar pulau jawa, yang mengakibatkan meledaknya
jumlah penduduk yang tinggal di kota Jakarta. Persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak pun semakin meningkat dengan lapangan pekerjaan yang
sedikit, akibatnya pengangguran pun kian meningkat dan kemiskinan merajalela. Kemiskinan
dan tidak mempunyai pekerjaan tetap mengharuskan mereka tinggal ditempat yang
kumuh yang sudah tidak layak untuk dihuni juga mengancam kesehatan dan
keselamatan mereka. Seperti membangun rumah di bantaran kali yang sewaktu-waktu
bisa aja diterjang oleh banjir besar juga membangun rumah di pinggir rel kereta
api dengan resiko tinggi jika terjadi suatu musibah kecelakaan.
Selain
kemiskinan, masalah terbesar Jakarta adalah kemacetan yang kian lama kian
memburuk yang belum bisa teratasi hingga saat ini. Namun, masalah ini bukan hal
yang aneh bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia tetapi tetap saja
sebelum nantinya akan terjadi kemacetan total, masalah ini harus segera diatasi
dan dicari jalan keluarnya. Berbagai cara memang telah dilakukan oleh
pemimpin-pemimpin DKI Jakarta sebelumnya seperti diadakannya Busway, jalur 3 in
1 dan lain-lain namun tetap saja belum menunjukan hasil yang signifikan.
Melonjaknya penggunaan kendaraan pribadi juga menjadi pemicu utama dalam
masalah kemacetan ini, mungkin sebaiknya dilakukan pembatasan kendaraan untuk
wilayah Jakarta.
Tidak
kalah rumitnya, masalah banjir juga menjadi tugas yang cukup berat bagi cagub
dan cawagub. Selama ini, Jakarta terkenal dengan banjir tahunan dikala musim
penghujan. Bagaimana tidak, banyaknya gedung-gedung dan bangunan-bangunan yang
megambil daerah resapan air disaat musim penghujan tiba. Tidak adanya daerah
resapan air dan juga sampah yang menumpuk di kali, sungai dan selokan yang
menghambat jalannya aliran air hingga akhirnya air tersebut menggenangi jalan
dan pemukiman warga. Bahkan pemukiman elite pun menjadi korban dari musibah
banjir tahunan ini, banjir memang tidak mengenal pemukiman kumuh maupun elite
ia datang dimana tidak adanya daerah resapan air dan sampah yang menumpuk
hingga menghambat aliran air. Masalah ini terjadi karena kurangnya kesadaran
warga Jakarta akan pentingnya daerah resapan air dan tradisi membuang sampah
tidak pada tempatnya. Maka pilihlah cagub dan cawagub yang mampu mengatasi
berbagai kerumitan masalah Jakarta, agar ibukota ini dapat tertata dengan rapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar