Rabu, 23 Maret 2011

TRANSFORMASI STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA



Latar Belakang

Pembangunan Ekonomi dalam periode jangka panjang, pada dasarnya memiliki empat dimensi pokok antara lain:

1. Pertumbuhan

Pertumbuhan pendapatan nasional akan membawa suatu perubahan mendasar dalam

struktur ekonomi,dari ekonomi tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke

ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor nonprimer,khususnya industri

manufaktur.

2. Penanggulangan Kemiskinan

Dapat dilihat sebagai suatu hipotesis bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan

ekonomi rata-rata per tahun membuat semakin tinggi peningkatan pendapatan

masyarakat per kapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi,dengan asumsi

bahwa faktor-faktor penentu lain seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi

mendukung proses tersebut.

1. Perubahan atau Transformasi ekonomi
2. Keberlanjutan pembangunan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri

Transformasi struktural merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi kelanjutan pembangunan.

Pada kenyataannya,pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak disertai dengan perubahan struktur tenaga kerja yang berimbang..artinya titik balik untuk aktivitas ekonomi tercapai lebih dahulu dibanding titik balik penggunaan tenaga kerja. Sehingga terjadi masalah-masalah yang seringkali diperdebatkan diantaranya apakah pangsa PDB sebanding dengan penurunan pangsa serapan tenaga kerja sektoral dan industri mana yang berkembang lebih cepat, agroindustri atau industri manufaktur. Apabila transformasi kurang seimbang dikuatirkan akan terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumber daya manusia pada sektor primer.

Komponen

Proses perubahan struktur perekonomian di Indonesia ditandai dengan:

1. Merosotnya pangsa sektor primer (pertanian)
2. Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri)
3. Pangsa sektor jasa kurang lebih konstan, tetapi kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Dalam menganalisis struktur ekonomi terdapat dua teori utama, yaitu teori Arthur Lewis (teori migrasi) dan Hollins Chenery (teori transformasi struktural).

Dalam teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi sektor pertanian dan perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Di pedesaan, pertumnuhan pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga terjadi kelebihan suplai tenaga kerja. Akibat over supply tenaga kerja ini, tingkat upah menjadi sangat rendah. Sebaliknya, di perkotaan, sektor industri mengalami kekurangan tenaga kerja. Hal ini menarik banyak tenaga kerja pindah dari sektor pertama ke sktor kedua sehingga terjadi suatu proses migrasi dan urbanisasi.selain itu tingkat pendapatan di negara bersangkutan meningkat sehingga masyarakat cenderung mengkonsumsi macam-macam produk industri dan jasa. Hal ini menjadi motor utama pertumbuhan output di sektor-sektor nonpertanian.

Teori Chenery memfokuskan pada perubahan struktur dalam tahapan proses perubahan ekonomi di suatu negara yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sektor industri sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.

Faktor-faktor penyebab transisi ekonomi:

1. Kondisi dan Struktur awal ekonomi dalam negeri

Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi sudah memiliki industri-industri dasar yang relatif kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat.

2. Besarnya pasar dalam negeri

Pasar dalam negeri yang besar merupakan salah satu faktor insentif bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi, termasuk industri, karena menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi.

3. Pola distribusi pendapatan

Merupakan faktor pendukung dari faktor pasar. Tingkat pendapatan tidaklah berarti bagi pertumbuhan industri-industri bila distribusinya sangat pincang.

4. Karakteristik Industrialisasi

Mencakup cara pelaksanaan atau strategi pembangunan industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri, dan insentif yang diberikan.

5. Keberadaan sumber daya alam

Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah, terlambat melakukan industrialisasi, tidak berhasil melakukan diversifikasi ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang miskin

SDA.

6. Kebijakan perdagangan luar negeri

Negara yang menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inward looking policy), pola hasil industrialisasinya akan berkembang tidak efisien dibandingkan negara-negara yang menerapkan outward looking policy.

Kasus di Indonesia

Ø Perubahan struktur ekonomi boleh dikatakan cukup pesat. Periode sejak tahun 1983 hingga krisis ekonomi peran sektor-sektor primer cenderung menurun sedangkan sektor sekunder (seperti industri manufaktur; listrik, gas, dan air; serta kontruksi) dan sektor tersier (perdagangan, hotel, dan restoran, transport& komunikasi, bank& keuangan, dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya) terus meningkat.

Ø Pada sektor pertanian sendiri juga telah terjadi perubahan struktur ekonomi antar subsektor yang tidak seimbang dengan perubahan struktur pangsa penyerapan tenaga kerja. Beban penumpukan tenaga kerja yang terjadi saat ini pada sektor pertanian tidak terdistribusi dengan merata pada masing-masing subsektor, dimana hampir semuanya ditanggung subsektor tanaman pangan sehingga kondisi keluarga petani tanaman pangan semakin memprihatinkan.

Ø Secara umum telah terjadi perbaikan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, terbukti komposisi penduduk dengan pendidikan setara pendidikan setara pendidikan menengah ke atas semakin besar, sebaliknya komposisi penduduk dengan tingkat pendidikan sekolah dasar ke bawah berkurang. Namun, perbaikan kualitas sumber daya manusia tersebut tidak diikuti oleh adanya kemampuan dari pemerintah Indonesia untuk menciptakan kesempatan kerja sesuai dengan kualifikasi dari perbaikan kualitas sumberdaya manusia tersebut.

Solusi Masalah

1) Untuk mengatasi terjadinya penumpukan tenaga kerja di sektor pertanian yang pada umumnya berada di daerah pedesaan dapat dilakukan melalui pengembangan industri berbasis pedesaan, dengan harapan di satu sisi mampu menyerap kelebihan tenaga kerja tersebut, dan di sisi lain mampu mendatangkan nilai tambah bagi produk pertanian. Sehingga pada akhirnya proses percepatan pemiskinan di sektor pertanian bisa diperlambat.

2) Pengembangan teknologi pertanian terutama pada daerah-daerah yang kelebihan tenaga kerja sebaiknya diarahkan pada inovasi teknologl sarat tenaga kerja, sehingga masalah kelebihan tenaga kerja pada daerah tersebut dapat dikurangi.

3) Perlu adanya restrukturisasi industri di Indonesia yang mengarah pada kesesuaian denga kualitas dan kualifikasi tenaga kerja yang ada sekarang. Sebaliknya, jenis pendidikan yang harus dikembangkan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, khususnya pasar tenaga kerja pada sektor industri.

Daftar Pustaka

Tambunan, Tulus T.H. 2001. Perekonomian Indonesia. Teori Dan Temuan Empiris. Jakarta: Indonesia.
http://vinayunita.wordpress.com/2008/10/25/transformasi-struktur-perekonomian-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar