Minggu, 29 April 2012

Bukan Sahabat ataupun Teman !!


Disini aku sendiri, tak ada sahabat seperti dahulu.
Tak ada seseorang yang benar-benar mampu berperan sebagai sahabat.
Karena teman yang aku anggap sahabat, tak selayaknya dapat disebut teman terlebih lagi sahabat. Sahabat itu bagaikan simbiosis mutualisme, yang saling menguntungkan, saling melengkapi dan saling mengerti satu sama lain, bukan seperti  yang hanya memikirkan diri sendiri, tak peduli dengan apa yang orang rasakan, merasa dirinya paling benar, memanfaatkan orang untuk mencari  keuntungan dirinya sendiri. Well, well, well!! Orang seperti ini, bisa tergolong orang yang memiliki tingkat keegoisan tinggi. Sahabat itu rela berkorban ya, sahabat itu tanpa pamrih, sahabat itu mau mendengar, sahabat itu satu prinsip, sahabat itu tak kenal jarak dan waktu yang memisahkan, sahabat itu mau berbagi rasa pokoknya sahabat itu segalanya deh. Seperti kata khalil gibran :
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih. Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
Mau menerima kekurangan dan kelebihan kita, tanpa memojokan kekurangan terlebih lagi mampu menutupi kekurangan kita di hadapan orang lain. Yang namanya sahabat itu sulit di cari, beruntunglah kalian yang memang benar-benar memiliki sahabat. Untuk menjalin persahabatan pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar, perlu pendalaman dan kecocokan hingga akhirnya dapat memenuhi apa disyaratkan untuk menjadi seorang sahabat. Seperti kekasih yang perlu diproses, disaring dan melewati beberapa tahap, jangan pernah menyia-nyiakan arti persahabatan itu sendiri apalagi mengkhianatinya guys.
Teman?? Posisi seorang teman berada dibawah sahabat. Mengapa? Karena untuk menjadi seorang sahabat, terlebih dahulu mampu memenuhi kriteria sebagai teman barulah bisa menjadi sahabat yang dilanjutkan dengan pendalaman yang lebih spesifik. Tetapi figur teman juga seharusnya sama seperti sahabat namun memang memiliki perbedaan. Seorang teman itu, biasanya hanya berperan untuk mengisi hari-hari. Karena teman tidak sampai detail ya mendalami tentang kepribadian kita tidak seperti sahabat, teman hanya mengenal kita dari luar pergaulan kita saja.
Seorang teman juga harus memiliki rasa kepedulian, tenggang rasa, menghargai dan menghormati. Teman itu sangatlah mudah untuk kita dapatkan, asalkan kita mampu bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar pasti kita banyak mempunyai teman. Sangat banyak keuntungan yang kita dapatkan jika kita mampu memiliki begitu banyak teman diberbagai lingkungan. Seperti ungkapan, banyak teman banyak rejeki. #eeh, salah gak yah.hehe
Namun, ada yang perlu diperhatikan untuk menjalin hubungan pertemanan ini. Karena hubungan pertemanan, dapat saja goyah bahkan hilang/terputus jika kita tidak mampu menjaga dan menjalin komunikasi dengan baik. Tetapi ingat ya kawan, teman itu terbagi atas 2 kategori yaitu teman yang baik atau teman yang berpura-pura baik didepan kita.. itulah TEMAN !!
Dari pendahuluan diatas, tentang kriteria seorang sahabat ataupun teman aku mau cerita deh. Ini cerita ku!! Hehe #berasa bintang iklan
Awal mulanya dulu yah, saat pertama masuk kuliah pastinya kelas baru teman baru dong. Yaah, pada saat itu aku mengenal dia. Saat pertama bertemu didepan kelas, aku melihatnya dari jauh dalam pikiran ku #ini cewek tampangnya jutek banget yah. Dia pun melihat lalu aku lempar senyuman saja dan ternyata dia pun membalasnya. Aku belum berkenalan tuh, karena agak jauh yah jadi aku pikir nanti saja deh kalau udah dikelas dan kumpul semuannya.
Bel pun berbunyi, kita semua masuk ke kelas eh ternyata cewek jutek tadi yang saling lempar senyuman dengan ku di depan kelas duduk berada dibelakang ku. Akhirnya kita berkenalan, kian lama kian dekat karena tiap hari selalu bersama dia dan teman-temanku yang lain yang anggotanya berlima tuh. #geng unyu-unyu :D
Lambat laun kita saling mengenal pribadi masing-masing tapi yang aku ingin jabarkan cewek yang tadi diatas saja yah. Dia memang sangat suka bercerita tentang hal apa saja, orangnya aktif gak bisa diam atau kalem gitu kalau kita lagi ngumpul tapi entah kenapa kalau dikelas dia berubah jadi kalem dan pendiam, pinter juga seh.
Waktu awal-awal kenal dia, kurang begitu suka sebenanya karena begitu terkesan cari perhatian dari tingkah laku dia yang gak bisa diam. Tapi entah kenapa, saat semester 3 pembagian kelas baru kita tetap dipersatukan lagi dalam satu kelas. Akhirnya jadi tambah dekat deh, kemana-mana selalu sama dia.
Tapi ya itu, dari dulu sebenarnya ada perasaan yang ganjel. Ada kecocokan seh sama dia tapi sedikit, lebih banyak yang gak cocoknya terlebih lagi seperti pendahuluan yang dijabarkan diatas tadi kriteria untuk jadi teman ataupun sahabat. Kalau untuk jadi sekedar teman biasa mungkin bisa masuk beberapa kriteria itupun cuma beberapa, masih jauh untuk menjadi sahabat terlebih lagi kebersamaan aku dengannya masih dua setengah tahun lagi hingga tamat S1. Sifat dia yang gak aku suka, selalu saja ingin menang sendiri dalam hal apapun ya. APAPUN!!
Dia sering banget cerita tentang kehidupannya dia dari keluarga sampai masalah pacar. Aku oke saja untuk mendengarkan segala bentuk uneg-unegnya, selalu aku respon karena aku care sama dia. Tapi yang aku gak bisa terima dan paling aku gak suka, dia pernah bilang gini “aku emang suka cerita atau curhat tapi aku gak gitu suka dengerin orang curhat tentang kehidupannya karena aku aja udah pusing mikirin hidup aku ngapain harus mikirin kehidupan orang, so aku gak suka jadi pendengar” #waauuu, nampaknya sekali keegoisannya bukan. Kalau aku gak sengaja cerita atau curhat neh, dia tuh gak ada respon baliknya dari apa yang aku ceritain cuma sekedar “oh” atau “eemm”. Dari hal ini saja udah gak masuk banget yah untuk jadi sahabat, mencerminkan dia gak mau berbagi rasa. Dikala temannya lagi sedih, dia gak mau ikut merasakan kesedihannya yang dia pikirkan hanya kehidupan dia seorang tak lebih dari itu.
Dalam hal finansial, bukan pamrih atau pun yang lainnya karena memang kita sebagai anak kostan yang jauh dari orang tua pasti terkadang mengalami hal demikian. Disaat dia sedang kesulitan dalam hal finansial, dengan ikhlas aku bantu semampu dan seadanya keuangan aku. Tetapi sebaliknya, ketika aku yang berada di dalam kesulitan itu dia mencoba menghindar dan tidak mau tahu akan keadaan aku. Dia selalu mengalihkannya dengan caranya, seperti dia tidak percaya bahwa aku memang sedang berada didalam kesulitan masalah financial itu.
Seorang teman seharusnya bisa menyikapi hal-hal demikian, menjaga sikap, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, saling berbagi dan saling mengerti. Kamu mungkin akan melupakan orang yang tertawa denganmu, tetapi tidak mungkin melupakan orang yang pernah menangis denganmu. Maka, janganlah kamu hanya menghampiri teman disaat dia sedang bahagia saja, sedangkan disaat dia berada di dalam kesulitan kamu meninggalkannya.

1 komentar:

  1. bukan sahabat atau teman..
    unik juga judulnya. . .;D

    salam kenal dari ku..

    BalasHapus