Mr.
X lah yang akhirnya menjadi pacar pertamaku, menjalani hubungan selayaknya abg
yang baru mengenal cinta. Entah mengapa aku dapat menerimanya untuk menjadi
pacar pertama ku. Seperti yang ku jabarkan pertama kali, bahwa lelaki itu
terlihat brutal di sekolah.
Namun,
lambat laun mulai terlihat perasaan yang sesungguhnya kepadaku. Dari perhatian
hingga pengorbanannya untuk berubah menjadi orang yang lebih baik lagi meskipun
karena permintaan ku. Bukan maksudku untuk mengubah kepribadian atau mengekang
dia, namun tidak ada salahnya bukan jikalau itu memang terbaik untuk dirinya
sendiri.
Memang
terlihat bahwa dia sangat menyayangiku dengan sungguh-sungguh, apapun yang ku
inginkan selalu diturutinya. Begitu besar perhatiannya hingga lama kelamaan
kian posessif pada ku. Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Kemana-mana harus
dianter dan dibuntuti. Wanita memang senang seh dapat perhatian lebih, tapi
kalo begitu terus terlebih kelewat batas jenuh juga bukan!!??
Eeeeeeemmmmmm,
karena setiap hari aku sekolah dijemput dan dianter sama dia akhirnya orang tua
ku bertanya padaku, “ siapa yang setiap hari anter jemput kamu sekolah?? Kamu
sudah punya pacar?” ujarnya.
Dengan
wajah tegang aku menjawab, “eeeemm, bukan bu dia hanya teman sekolah saja
karena jalan dari rumahnya ke sekolah satu arah jadi bareng.” #aku berbohong
karena dulu aku belum dibolehkan untuk memiliki pacar oleh orang tua ku. Masih
kecil kali yaah, hehe
Ibu
ku percaya saja dengan ucapakan ku itu, sebenarnya tidak ingin berbohong pada
orang tua tapi mau bagaimana biar nanti waktu yang menjelaskan bahwa anaknya
ini memang sudah pubertas dan mulai mengerti apa itu cinta.. Ckckck
Kami
menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi dari orang tua atau disebut juga Backstreet.
Agar orang tuaku tidak curiga lagi, aku tidak mengijinkan dia untuk mengantarku
sampai kedepan rumah tetapi hanya sampai ujung gang komplek perumahan ku. #jadi
ucing-ucingan gitu deh, hehe
Namun cara kami untuk menghindari kecurigaan
ortu ku lambat laun tercium oleh orang tuaku. Mereka mendengar dari tetanggaku
bahwa aku sering diantar-jemput sampai ujung gang. Huuuuffftt, ketauan juga deh
akhirnya kena omel juga aku dirumah. Seiring berjalannya waktu, orang tua ku
mulai memahami bahwa putri kecilnya ini memang sudah mulai tumbuh untuk mencari
jatidirinya. Mereka mencoba menerima teman lelaki yang memang sedang dekat
denganku itu. Namun, tetap saja tanggapan mereka dingin terhadap Mr. X mungkin
karena sifat kebrutalan dia yang masih sedikit terlihat. #firasat orang tua itu
memang selalu benar, mereka dapat melihat dan menilai sifat aslinya walaupun
baru pertama kalinya bertemu.
Dibalik
sikap dingin orang tuaku, aku mencoba untuk memberi pengertian kepada mereka
bahwa aku dapat membantunya untuk berubah menjadi seseorang yang lebih baik
lagi. Yaaahh, akhirnya orang tua ku netral-netral saja yang terpenting aku bisa
menjaga diri.
Urusan
orang tua sedikit kelar, hubungan kami berlanjut hingga kelulusan SMP.
Disaat-saat itu hubungan kami sudah mulai goyah, mungkin penyebabnya karena
ruang dan waktu yang memisahkan. Kami melajutkan sekolah ditempat yang berbeda.
Dari
situlah, banyak masalah yang mulai muncul karena kurangnya intensitas pertemuan
dan juga kepercayaan. Kecurigaannya mulai membesar, hingga rela untuk tetap
mengantar-jemput aku sekolah padahal sekolah kami berlawanan arah dan jaraknya
cukup jauh. Sedangkan aku tidak menginginkan hal-hal seperti itu, terlebih lagi
kecemburuannya. Karena ada temannya yang satu sekolah denganku, dia menugaskan
temannya itu untuk memantauku. Huuuffftt, ngobrol dengan teman laki-laki saja
jadi masalah.
Aku
sudah mulai jenuh dengan sifatnya itu, lalu aku memutuskan untuk mengakhiri
hubungan ini. Namun dia tetap kekeh mempertahankan hubungan ini, setiap hari
dia meyakinkan aku untuk melanjutkan hubungan kami tetapi tetap saja aku merasa
tidak yakin lagi untuk melanjutkannya. Akhirnya dia berhenti disuatu titik dan
akhirnya menyerah.
Meskipun
kami sudah tidak ada status lagi, dia tetap memberikan perhatiannya untukku
sebagai teman bahkan seperti teman dekat. Perhatiannya terhenti ketika aku
telah berstatus sebagai pacar orang lain di kelas 1 SMA dan dia menghilang
begitu saja. Namun, hubungan itu tidak berjalan lama karena memang aku tidak
sungguh-sungguh menjalani hubungan itu.
Saat
naik ke kelas 2 SMA, ayah memberikan ku kado sepeda motor untuk bersekolah.
Tetapi aku belum lancar menggunakannya terlebih lagi dijalan raya, dan akhirnya
beliau mengusulkanku untuk bareng dengan tetangga yang juga bersekolah di
tempat yang sama.
Dan
kalian tahu siapa tetangga yang diusulkan ayah dan ibuku itu????????
Ahaaaaaa,
dia ternyata Mr. Z ku...... Betapa bahagianya hatiku, saat mendengar ayah ku
mengusulkan untuk bareng dengan pangeran mimpi ku dulu yang sudah beberapa
tahun ku simpan dalam-dalam perasaan itu. Setelah ayah-ibu ku berbicara dengan
orang tuanya, akhirnya mereka menyetujuinya.
Bagaimana
kelanjutan kisahnya, tunggu part ke IV yaah.. terimakasih :)