Selasa, 19 Juni 2012

Cinta PertamaKu bukanlah Pacar Pertamaku!! Part III


 
Mr. X lah yang akhirnya menjadi pacar pertamaku, menjalani hubungan selayaknya abg yang baru mengenal cinta. Entah mengapa aku dapat menerimanya untuk menjadi pacar pertama ku. Seperti yang ku jabarkan pertama kali, bahwa lelaki itu terlihat brutal di sekolah.
Namun, lambat laun mulai terlihat perasaan yang sesungguhnya kepadaku. Dari perhatian hingga pengorbanannya untuk berubah menjadi orang yang lebih baik lagi meskipun karena permintaan ku. Bukan maksudku untuk mengubah kepribadian atau mengekang dia, namun tidak ada salahnya bukan jikalau itu memang terbaik untuk dirinya sendiri.
Memang terlihat bahwa dia sangat menyayangiku dengan sungguh-sungguh, apapun yang ku inginkan selalu diturutinya. Begitu besar perhatiannya hingga lama kelamaan kian posessif pada ku. Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Kemana-mana harus dianter dan dibuntuti. Wanita memang senang seh dapat perhatian lebih, tapi kalo begitu terus terlebih kelewat batas jenuh juga bukan!!??
Eeeeeeemmmmmm, karena setiap hari aku sekolah dijemput dan dianter sama dia akhirnya orang tua ku bertanya padaku, “ siapa yang setiap hari anter jemput kamu sekolah?? Kamu sudah punya pacar?” ujarnya.
Dengan wajah tegang aku menjawab, “eeeemm, bukan bu dia hanya teman sekolah saja karena jalan dari rumahnya ke sekolah satu arah jadi bareng.” #aku berbohong karena dulu aku belum dibolehkan untuk memiliki pacar oleh orang tua ku. Masih kecil kali yaah, hehe
Ibu ku percaya saja dengan ucapakan ku itu, sebenarnya tidak ingin berbohong pada orang tua tapi mau bagaimana biar nanti waktu yang menjelaskan bahwa anaknya ini memang sudah pubertas dan mulai mengerti apa itu cinta.. Ckckck
Kami menjalani hubungan secara sembunyi-sembunyi dari orang tua atau disebut juga Backstreet. Agar orang tuaku tidak curiga lagi, aku tidak mengijinkan dia untuk mengantarku sampai kedepan rumah tetapi hanya sampai ujung gang komplek perumahan ku. #jadi ucing-ucingan gitu deh, hehe
 Namun cara kami untuk menghindari kecurigaan ortu ku lambat laun tercium oleh orang tuaku. Mereka mendengar dari tetanggaku bahwa aku sering diantar-jemput sampai ujung gang. Huuuuffftt, ketauan juga deh akhirnya kena omel juga aku dirumah. Seiring berjalannya waktu, orang tua ku mulai memahami bahwa putri kecilnya ini memang sudah mulai tumbuh untuk mencari jatidirinya. Mereka mencoba menerima teman lelaki yang memang sedang dekat denganku itu. Namun, tetap saja tanggapan mereka dingin terhadap Mr. X mungkin karena sifat kebrutalan dia yang masih sedikit terlihat. #firasat orang tua itu memang selalu benar, mereka dapat melihat dan menilai sifat aslinya walaupun baru pertama kalinya bertemu.
Dibalik sikap dingin orang tuaku, aku mencoba untuk memberi pengertian kepada mereka bahwa aku dapat membantunya untuk berubah menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Yaaahh, akhirnya orang tua ku netral-netral saja yang terpenting aku bisa menjaga diri.
Urusan orang tua sedikit kelar, hubungan kami berlanjut hingga kelulusan SMP. Disaat-saat itu hubungan kami sudah mulai goyah, mungkin penyebabnya karena ruang dan waktu yang memisahkan. Kami melajutkan sekolah ditempat yang berbeda.
Dari situlah, banyak masalah yang mulai muncul karena kurangnya intensitas pertemuan dan juga kepercayaan. Kecurigaannya mulai membesar, hingga rela untuk tetap mengantar-jemput aku sekolah padahal sekolah kami berlawanan arah dan jaraknya cukup jauh. Sedangkan aku tidak menginginkan hal-hal seperti itu, terlebih lagi kecemburuannya. Karena ada temannya yang satu sekolah denganku, dia menugaskan temannya itu untuk memantauku. Huuuffftt, ngobrol dengan teman laki-laki saja jadi masalah.
Aku sudah mulai jenuh dengan sifatnya itu, lalu aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Namun dia tetap kekeh mempertahankan hubungan ini, setiap hari dia meyakinkan aku untuk melanjutkan hubungan kami tetapi tetap saja aku merasa tidak yakin lagi untuk melanjutkannya. Akhirnya dia berhenti disuatu titik dan akhirnya menyerah.
Meskipun kami sudah tidak ada status lagi, dia tetap memberikan perhatiannya untukku sebagai teman bahkan seperti teman dekat. Perhatiannya terhenti ketika aku telah berstatus sebagai pacar orang lain di kelas 1 SMA dan dia menghilang begitu saja. Namun, hubungan itu tidak berjalan lama karena memang aku tidak sungguh-sungguh menjalani hubungan itu.
Saat naik ke kelas 2 SMA, ayah memberikan ku kado sepeda motor untuk bersekolah. Tetapi aku belum lancar menggunakannya terlebih lagi dijalan raya, dan akhirnya beliau mengusulkanku untuk bareng dengan tetangga yang juga bersekolah di tempat yang sama.
Dan kalian tahu siapa tetangga yang diusulkan ayah dan ibuku itu????????
Ahaaaaaa, dia ternyata Mr. Z ku...... Betapa bahagianya hatiku, saat mendengar ayah ku mengusulkan untuk bareng dengan pangeran mimpi ku dulu yang sudah beberapa tahun ku simpan dalam-dalam perasaan itu. Setelah ayah-ibu ku berbicara dengan orang tuanya, akhirnya mereka menyetujuinya.
Bagaimana kelanjutan kisahnya, tunggu part ke IV yaah.. terimakasih :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar