Sabtu, 19 November 2011

BROKEN HOME BERAKIBAT BURUK UNTUK MENTAL ANAK


Istilah “broken home” sudah tidak asing lagi kita dengar di telinga kita, mengingat istilah ini sering menjadi salah satu penyebab seseorang kehilangan jati dirinya. Broken home merupakan suatu kondisi dimana suatu keluarga sudah tidak dapat merasakan lagi adanya suatu keharmonisan dan kehangatan keluarga yang berakibat kekacauan dan kehancuran dari keluarga itu sendiri yang dipicu oleh konflik internal. Salah satu penyebabnya adalah Keegoisan orang tua yang tidak mempedulikan bagaimana mental dan perasaan buah hatinya, disaat ia belum sanggup menerima kenyataan yang harus dihadapi karena perilaku orang tuanya.
Banyak dampak buruk yang dapat terjadi pada seorang anak yang mengalami broken home, kondisi ini dapat menimbulkan dampak negati yang sangat besar, terutama bagi mental anak-anaknya. Seorang anak dapat kehilangan jati dirinya, karena tidak snggup menerima kenyataan yang terjadi dalam keluarganya. Karena tidak ada lagi perhatian dan kasih sayang dari keluarga  yang terpecah belah, akan membuat sang anak merasa kehilangan pegangan serta panutannya dalam masa transisi menuju kedewasaan. Anak akan merasa kesepian tanpa adanya lagi kehangatan dan keharmonisan dari kedua orang tuanya.
Mentalnya akan sakit melihat kekacauan yang terjadi dalam keluarganya, sehingga ia merasa kebingungan apa yang harus ia lakukan, bagaimana dengan masa depannya jika keluarganya tercerai berai. Anak akan merasakan kehilangan kasih sayang dari salah satu orang tuanya, entah kehilangan sosok ayah atau sosok ibu.
Untuk seorang anak yang tidak kuat dalam menghadapi kenyataan ini, kemungkinan besar ia akan terjerumus dalam kehidupan yang bebas yang dekat dengan dunia hitam jika orang tuanya tidak mengawasi dan memperhatikannya. Terbatasnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya, sang anak akan mencari sendiri kesenangan yang dirasa mampu mengatasi rasa sakit dari perpisahan orang tuanya tanpa adanya aturan dan pengawasan dari oran tua yang menyebabkan anak terjerumus ke dunia hitam.
Dalam segi pendidikan anak pun sangat berpengaruh, kehilangan jati diri yang membuat anak stres dengan konflik intern keluarganya sehingga prestasi dalam sekolahnya pun mengalami penurunan baik akademik maupun non akademik.
Melihat kedua orang tuanya sering bertangkar dihadapannya dan hidup dalam keluarga yang tidak nyaman membuat siswa tersebut kehilangan semangat dalam hidupnya. Ia akan merasa impian dan harapan yang sudah ia rencanakan hilang begitu saja.
untuk kalian yang merasa “broken home” tetaplah berfikir positif dan semangat dalam menjadi hidup. Lanjutkan hidup dan teruskan cita-citamu !!!!

1 komentar: