Remaja anda sering takut bertemu orang baru, pergi ke sekolah atau suatu tempat, atau bergabung dengan teman-temannya. Mungkin dia mengalami Fobia sosial. Jika tidak diatasi, maka bisa mengganggu perkembangan sosialnya.
Banyak anak-anak yang mempunyai sifat pemalu atau mengalami masa “canggung” saat remaja. Hal itu ternyata tidak hanya karena rasa takut berhadapan di lingkungan pergaulan. Menurut studi terbaru National Institute Of Mental Health, remaja yang menyebut diri mereka “pemalu” sebenarnya menderita yang namanya Fobia Sosial.
Beberapa pakar, bagaimanapun, masih ragu-ragu untuk mengklasifikasikan fobia sosial sebagai gangguan mental. Hal ini menunjukan bahwa “mengobati rasa malu yang normal dan menyebabkan perawatan yang berlebihan kepada remaja pada masa lalu, hanya merujuk pada seseorang yang dianggap tertutup atau introvert.
Setelah melakukan survei lebih dari 10.000 anak-anak antara usia 13 dan 18 tahun, serta 6.000 orang tua mereka, disimpulkan bahwa fobia sosial sebenarnya merupakan gangguan psikologis yang melemahkan jiwa anak dan dapat mempengaruhi sekitar satudari sepuluh anak-anak “pemalu”.
“Remaja diminta untuk menilai rasa malu mereka disekitar orang-orang seusia yang mereka tidak kenal dengan sangat baik pada skala empat sampai satu. Sementara orang tua diminta untuk menilai anak mereka pada pertanyaan yang sama, “kata Kathleen Merikangas, penulis studi pendamping dan kepala bagian Genetic Epidemiology Research Branch di National Institute Of Mental Health.
Rasa malu sangat umum dikalangan mereka yang disurvei, yakni sekitar 47% dari anak-anak yang melaporkan bahwa mereka pemalu dan 62% orang tua yang melaporkan anak mereka pemalu. Para peneli mengungkapkan bahwa dalam subset kecil dari mereka yang mengaku pemalu, rasa malu itu hanya salah satu gejala dari masalah psikologis yang lebih besar, yaitu Fobia Sosial.
“Rasa malu adalah sifat tempramental yang memiliki perbedaan pada tiap tahap perkembangan (anak-anak dan remaja). Orang-orang pemalu tidak selalu terganggu oleh sifat alamiah manusia yang sudah ada, “ujar Merikangas seperti dikutip dari ABC News Medical Unit. “Meskipun Fobia Sosial dapat dianggap sebagai bentuk ekstrem dari rasa malu, tidak ada tumpang tindih yang lengkap,” ujarnya.
Merikangas mengatakan, tidak seperti mereka yang hanya pemalu, orang-orang dengan fobia sosial dilemahkan oleh rasa takut saat berinteraksi sosial, gangguan dalam kemampuan mereka untuk mengerjakan tugas sekolah, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial serta hubungan keluarga. Mereka sering mengalami reaksi kecemasan yang berat selama menjalani interaksi sosial, termasuk muka memerah, berkeringat, jantung berdebar kencang, dan gemetar.
“Orang dengan fobia sosial melaporkan reaksi yang dirasakannya sungguh berlebihan dan tidak masuk akal. Dan mereka merasa menderita karena tidak bisa meredakan reaksi ketakutan dan kekhawatiran ekstrem,” katanya. Mereka yang mengalami Fobia sosial juga lebih mungkin mengalami masalah psikologis lain, seperti kecemasan berlebihan, depresi, gangguan perilaku, dan penyalahgunaan narkoba.
Namun, mereka tidak suka jika harus menjalani pengobatan psikiatris. Akibatnya, para remaja dengan gangguan tersebut tidak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. “hasil penelitian juga menunjukan bahwa mayoritasoarng muda dengan fobia sosial tidak menerima pengobatan yang efektif dan tepat, “kata Dr David Fassler, profesor klinis psikiatri di University Of Vermont College of Medicine.
Bagaimana mengidentifikasi fobia sosial ?? Dan, kapan rasa canggung terhadap lingkungan sosial dikategorikan sebagai gangguan kejiwaan ??
“Meskipun penelitian berpendapat bahwa fobia sosial adalah gangguan kejiwaan yang agak terpisah dari rasa malu yang normal, dua kepribadian ini berada pada spektrum yang sama,” sebut Dr Mark Reinecke, kepala bidang psikolog di Northwestern Memorial Hospital.
Bagaimana MENGATASINYA ??
· SEBAIKNYA, anda tidak mengolok-olok atau membicarakan sifat pemalu anak didepannya karena anak merasa tidak diterima.
· KONTAK MATA. Ketika berbicara dengan anak anda, minta dia selalu untuk menatap mata anda.
· JIKA anak merasa tidak nyaman menatap tepat dimata lawan bicara, ajarkan dia untuk menatap puncak hidung diantara kedua mata orang dihadapannya.
· MELATIH PERCAKAPAN. Buat daftar berisi kalimat pembuka percakapan yang mudah digunakan anak untuk bercakap-cakap dengan berbagai kelompok orang.
· BERLATIH SOSIALISASI. Siapkan anak untuk menghadiri acara sosial yang akan segera diselenggarakan dengan menjelaskan latar, ekspektasi, serta para hadirin yang kira-kira datang ke acara itu.
· KETAHUI KESUKAAN dan POTENSI ANAK. Lalu, doronglah anak untuk berani melakukan hal tertentu, melalui hobi dan potensi diri. Misalnya, anak usia suka main mobil-mobilan, ketika ditoko dia ingin mobil merah, sementara yang tersedia warna biru. (Rendra Hanggara, Seputar Indonesia 22 Oktober 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar